loading...

Pengertian Iman Islam Dan Ihsan Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt - Hallo sahabat Pahala Online, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pengertian Iman Islam Dan Ihsan Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Fiqih, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Judul : Pengertian Iman Islam Dan Ihsan Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt
link : Pengertian Iman Islam Dan Ihsan Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt

Baca juga


Pengertian Iman Islam Dan Ihsan Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt

Islam Agama Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt - Islam adala satu-satunya agama yang haq dihadapan Alloh SWT, walaupun banyak nama-nama agama didunia ini, itu semuanya batil(tidak diakui oleh Alloh). Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan kenikmatanNya dan meridhai kepada semua orang yang memeluk Islam sebagai agamanya.

Maka dengan itu kita sebagai Umat islam jangan gampang terolok-olok dengan apa saja dan oleh siapa saja yang tujuannya akan membelokan kita dari Agama yang sedang kita anut (pegang) yaitu Agama Islam kepada agama yang batil meskipun banyak tawaran-tawaran yang akan diberikan kepada kita, alasannya ialah itu cuma kenikmatan dunia saja sedangkan untuk akherat tidak ada apa-apanya, hanyalah siksa Alloh yang akan kita rasakan.

Orang yang masih lemah keimanannya besar kemunkinan gampang tergiur oleh tawaran-tawaran yang ditawarkan kepadanya baik berupa makanan, pakaian, uang dan lain sebagainya padahal itu cuma tipuan belaka supaya nanti kita berada dalam jurang kecelakaan, naudzubillahimindzalik padahal telah terperinci dalam al-Qur'an bahwa setiap agama selain Islam itulah batil untuk lebih jelasnya mari kita kaji selengkapnya perihal pengertia kepercayaan islam dan islam yang hak di hadapan Alloh Swt.

Islam Agama Yang Hak Di Hadapan Alloh Swt Pengertian Iman Islam Dan Ihsan Yang Hak Di Hadapan Alloh SWT

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ


“Artinya : Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan beliau di alam abadi termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

MENGENAL ISLAM
Islam, ialah berserah diri kepada Alloh dengan tauhid dan tunduk kepadanya dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-nya serta menyelamatkan diri dari perbuatn syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ -رضي الله عنه- قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِى عَنِ الإِسْلاَمِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً. قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ « أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ». قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ « أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ ». قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِى « يَا عُمَرُ أَتَدْرِى مَنِ السَّائِلُ ». قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ »



Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata, "Suatu ketika, kami duduk bersama Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam. Tiba-tiba muncul seorang lelaki, ia mengenakan pakaian yang sangat putih dan mempunyai rambut yang amat hitam. Tak terlihat padanya gejala bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, kemudian lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku perihal Islam.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad ialah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jikalau engkau telah bisa melakukannya,” lelaki itu berkata, “Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku perihal Iman.”
Nabi menjawab, “Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab-Nya; para Rasul-Nya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”

Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku perihal ihsan.”
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu dari yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku perihal tanda-tandanya!”
Nabi menjawab, “Jika seorang budak perempuan telah melahirkan tuannya; jikalau engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa menggunakan baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”

Aku menjawab, ”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui,” Beliau bersabda, ”Dia ialah Jibril yang tiba mengajarkan kalian perihal agama kalian.”

Dan agama islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu; islam, kepercayaan dan ihsan masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.

1. TINGKATAN ISLAM

Adapun tingkatan islam,rukunnya ada lima
(1)( pengukuhan dengan hati dan ekspresi ) bahwa   "laa Ilaaha lllallaah" ( tiada sesembahan yang haq selain Alloh ) dan Muhammad ialah rasulullah
(2) Mendirikan shalat
(3) Mengeluarkan zakat
(4) Shiyam pada bulan Ramadhan
(5)dan Haji ke Baetullah  Al-haram


عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ. [رواه الترمذي ومسلم ]


Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma beliau berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim).
Islam: secara bahasa ialah tunduk dan berserah diri. Secara istilah, islam ialah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakuk kesyirikan.

Syahadatain: Kesaksian tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Azza wa Jalla dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah hamba serta RasulNya merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan lisan. Dengan kemantapannya itu, seolah-olah ia sanggup menyaksikanNya.

Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ialah penyampai risalah dari Allah Azza wa Jalla. Jadi, kesaksian bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ialah hamba dan utusan Allah Azza wa Jalla merupakan kesempurnaan kesaksian Laa ilaha illa Allah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah.

Syahadatain (dua kesaksian) tersebut merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal akan sah dan diterima bila dilakukan dengan keikhlasan hanya alasannya ialah Allah Azza wa Jalla dan mutaba’ah (mengikuti) Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ikhlas alasannya ialah Allah Azza wa Jalla terlaksana pada Syahadat (kesaksian) laa ilaha illallah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah. Sedangkan mutaba’ah atau mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terlaksana pada kesaksian bahwa Muhammad ialah hamba serta Rasul-Nya.

Faedah terbesar dari dua kalimat syahadat tersebut ialah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk dengan beribadah hanya kepada Allah saja serta tidak mengikuti melainkan hanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shalat: secara bahasa ialah do’a. Secara istilah, shalat ialah ibadah khusus berupa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Zakat: secara bahasa ialah tumbuh atau suci. Secara istilah zakat ialah harta tertentu yang wajib dikeluarkan dengan diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya.

Puasa: secara bahasa ialah menahan diri. Secara istilah puasa ialah menahan diri dari makan dan minum serta apa saja yang membatalkan puasa semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Haji: secara bahasa ialah menuju ke suatu tempat. Secara istilah haji ialah mengunjungi mekah untuk menunaikan manasik haji.


II. TINGKATAN IMAN
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat , sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat aib ialah salah satu  dari
cabang iman.

Rukun kepercayaan ada enam, yaitu;

(1) Iman kepada Alloh
(2) Iman kepada malaikat-nya
(3) Iman kepada kitab-kitab-nya
(4) Iman kepada para rasul-nya
(5) Iman kepada hari Akhir ; dan
(6) Iman kepada qadar yangbaik maupun yang buruk.

صحيح البخاري ٤٨: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ


Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abu Hayyan At Taimi dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari muncul kepada para sahabat, kemudian tiba Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah kepercayaan itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman ialah kau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kau beriman kepada hari berbangkit".

Beriman kepada Allah Swt
Yakni beriman kepada rububiyyah Allah Swt, maksudnya : Allah ialah Tuhan, Pencipta, Pemilik semesta, dan Pengatur segala urusan, Beriman kepada uluhiyyah Allah Swt, maksudnya: Allah sajalah yang kuasa yang berhak di sembah, dan semua sesembahan selain-Nya ialah batil, kepercayaan kepada Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya maksudnya: bergotong-royong Allah Swt, mempunyai nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat-Nya yang tepat serta agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.

Beriman kepada malaikat
Malaikat ialah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada mereka aneka macam tugas, Diantaranya ialah : Jibril tugasnya memberikan wahyu, Mikail mengurusi hujan dan tumbuh-tumbuhan, Israfil meniup sangsakala di hari kiamat, Izrail (malaikat maut), Raqib , Atit,mencatat amal perbutan manusia, Malik menjaga neraka, Ridwan menjaga surga, dan malaikat-malaikat yang lain yang hanya Allah Swt yang sanggup mengetahuinya.

Beriman kepada kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Alkitab diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah Swt, kepada Nabi Muhammad Saw, Dengannya Allah telah menasakh (menghapus) semua kitab sebelumnya. Dan Allah telah menjamin untuk menjaga dan memeliharanya, alasannya ialah ia akan menjadi hujjah atas semua makhluk, hingga hari kiamat.

Beriman kepada para rasul
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama ialah Nuh dan yang terakhir ialah Muhammad Saw, dan semua itu ialah insan biasa, tidak mempunyai sedikitpun sifat ketuhanan, mereka ialah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh insan , maka tidak ada nabi sesudahnya.

Beriman kepada hari akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, dikala Allah membangkitkan insan dalam keadaan hidup untuk awet ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman kepada hari tamat mencakup beriman kepada semua yang akan terjadi setelah itu, menyerupai kebangkitan dan hisab, kemudian nirwana atau neraka.

Beriman kepada (taqdir) ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bergotong-royong Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan membuat seluruh mahluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahalu, dan berdasarkan kebijaksanaan-Nya, Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.

III. TINGKATAN IHSAN

Ihsan itu ialah bahawa “kamu menyembah Allah seolah-olah kau melihat-Nya,tetapi jikalau kau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.”

Ihsan ialah puncak ibadah dan adab yang senantiasa menjadi sasaran seluruh hamba Allah swt. Sebab ihsan menyebabkan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan darin-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak bisa mencapai sasaran ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah swt.

Rasulullah Saw. Pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang tepat dan adab yang mulia. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas adab yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai pecahan dari aqidah dan pecahan terbesar dari keislamannya karena, islam di bangun atas tiga landasan utama, yaitu iman, islam, dan ihsan,

Itulah yang sanggup saya sampaikan mengenai pengertian dari pada Agama Yang Hak Di Hadapan Alloh SWT. Yaitu Iman, Islam dan Ihsan, biar ada keuntungannya bagi kita semua dan kita bisa menjalankannya sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh Alloh Swt melalui perjalanan Rosululloh SAW. Begitu juga kami sajikan dalam artikel yang lainnya menyerupai niat puasa ramadhan, keutamaan dan fadhilah taawud dan basmalah, pengertian dzikir, gambar dp bbm bergerak tahun gres doa tamat tahun doa secara bahasa dan istilah serta masih banyak lagi yang lainnya.


Demikianlah Artikel

Sekianlah artikel kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.