Pahala-Online - Sangat manusiawi apabila kita berbuat salah. Namun kesalahan yang paling fatal yaitu kita tidak mau dan tidak ingin meminta maaf. Semoga kita semua termasuk orang-orang pemaaf dan selalu meminta maaf ketika berbuat salah. Amin....
Berbicara wacana salah dan maaf, berikut kami punya sedikit kisah yang patut kita ketahui, patut kita ambil hikmahnya alasannya kisah kisah ini dari sahabat Nabi dan tentunya sangat menginspirasi bagi kita semua. Berikut yaitu kisa selengkapnya sebagaimana kami kutip dari laman Islam Pos:
AL-KISAH. Para sahabat tengah berkumpul disebuah majlis, waktu itu Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ tidak bersama mereka. Ada Khalid Bin Walid, Ibnu ‘Auf, Bilal dan Abu Dzar di Majlis itu. Mereka sedang membicarakan sesuatu, kemudian Abu Dzar mengemukakan pendapatnya dan berkata,
“Menurutku… Pasukannya mestinya begini dan begitu.”
Bilal menyanggah, “Tidak, ajuan yang keliru.”
Abu Dzar membalas, “Engkau juga wahai anak orang yang berkulit hitam menyalahkanku!?”
Bilal kemudian berdiri, murka dan menyesalkan perkataan sahabatnya, beliau kemudian berkata,
“Demi Allah… Aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ”

Bilal datang dihadapan Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ sambil mengadu,
“Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Abu Dzar padaku?”
Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ bertanya,
“Apa yang beliau katakan padamu?”
Bilal menjawab, “Dia menyampaikan begini dan begitu…”
Wajah Rasulullah kemudian berubah.
Abu Dzar mendengar hal ini. Dia bergegas ke masjid dan menyapa Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ,
“Assalamu Alaikum warahmatullah wabarakatuh, Ya Rasulallah.”
Rasulullah menjawab, “Wahai Aba Dzar, apa dengan ibunya engkau menta’yirnya (menjelekkannya)? Sungguh pada dirimu ada kejahiliyaan.”
Abu Dzar sontak menangis, beliau mendekat ke Rasulullah dan berkata,
“Wahai Rasulullah, mintalah kepada Allah semoga mengampuniku.”
Sambil menangis, beliau keluar dari masjid menemui Bilal yang sedang berjalan. Dia kemudian membaringkan kepalanya hingga pipinya melekat ketanah dan berkata,
“Wahai Bilal. Demi Allah, saya tak akan mengangkat kepalaku hingga engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkau yaitu orang yang mulia dan saya orang yang hina!”
Hal ini menciptakan Bilal menangis. Dia mendekati sahabatnya, mencium pipinya dan berkata,
“Demi Allah, saya tak akan menginjak wajah yang pernah sujud kepada Allah.”
Mereka berdua kemudian berdiri, berpelukan sambil menangis.
Adapun hari ini. Iya, hari ini. Sebagian diantara kita menyakiti saudaranya 10 kali dan beliau tak mengatakan, “Maafkan aku, wahai saudaraku.”
Sebagian diantara kita mencela saudaranya, melukai prinsip dan hal yang paling berharga pada diri saudaranya dan beliau tak menyampaikan “Maafkan aku.”
Sebagiannya lagi melanggar kehormatan saudaranya, dan mendzhaliminha tapi aib menyampaikan “Aku menyesalinya.”
Dan diantara kita ada yang menyakiti saudara dan temannya dengan tangannya tapi aib menyampaikan “Aku menyesalinya.”
Meminta maaf merupakan tradisi orang yang mulia, meski sebagian menganggapnya menghinakan diri.
Semoga Allah memaafkan kita semua. Dan kami meminta maaf kepada semua yang pernah tersakiti dengan perkatan ataupun perbuatan kami.
“Tak ada kebaikan pada diri kita bila kita meninggal dalam keadaan belum saling memaafkan.”
Berbicara wacana salah dan maaf, berikut kami punya sedikit kisah yang patut kita ketahui, patut kita ambil hikmahnya alasannya kisah kisah ini dari sahabat Nabi dan tentunya sangat menginspirasi bagi kita semua. Berikut yaitu kisa selengkapnya sebagaimana kami kutip dari laman Islam Pos:
AL-KISAH. Para sahabat tengah berkumpul disebuah majlis, waktu itu Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ tidak bersama mereka. Ada Khalid Bin Walid, Ibnu ‘Auf, Bilal dan Abu Dzar di Majlis itu. Mereka sedang membicarakan sesuatu, kemudian Abu Dzar mengemukakan pendapatnya dan berkata,
“Menurutku… Pasukannya mestinya begini dan begitu.”
Bilal menyanggah, “Tidak, ajuan yang keliru.”
Abu Dzar membalas, “Engkau juga wahai anak orang yang berkulit hitam menyalahkanku!?”
Bilal kemudian berdiri, murka dan menyesalkan perkataan sahabatnya, beliau kemudian berkata,
“Demi Allah… Aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ”

Bilal datang dihadapan Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ sambil mengadu,
“Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Abu Dzar padaku?”
Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ bertanya,
“Apa yang beliau katakan padamu?”
Bilal menjawab, “Dia menyampaikan begini dan begitu…”
Wajah Rasulullah kemudian berubah.
Abu Dzar mendengar hal ini. Dia bergegas ke masjid dan menyapa Rasulullah ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ,
“Assalamu Alaikum warahmatullah wabarakatuh, Ya Rasulallah.”
Rasulullah menjawab, “Wahai Aba Dzar, apa dengan ibunya engkau menta’yirnya (menjelekkannya)? Sungguh pada dirimu ada kejahiliyaan.”
Abu Dzar sontak menangis, beliau mendekat ke Rasulullah dan berkata,
“Wahai Rasulullah, mintalah kepada Allah semoga mengampuniku.”
Sambil menangis, beliau keluar dari masjid menemui Bilal yang sedang berjalan. Dia kemudian membaringkan kepalanya hingga pipinya melekat ketanah dan berkata,
“Wahai Bilal. Demi Allah, saya tak akan mengangkat kepalaku hingga engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkau yaitu orang yang mulia dan saya orang yang hina!”
Hal ini menciptakan Bilal menangis. Dia mendekati sahabatnya, mencium pipinya dan berkata,
“Demi Allah, saya tak akan menginjak wajah yang pernah sujud kepada Allah.”
Mereka berdua kemudian berdiri, berpelukan sambil menangis.
Adapun hari ini. Iya, hari ini. Sebagian diantara kita menyakiti saudaranya 10 kali dan beliau tak mengatakan, “Maafkan aku, wahai saudaraku.”
Sebagian diantara kita mencela saudaranya, melukai prinsip dan hal yang paling berharga pada diri saudaranya dan beliau tak menyampaikan “Maafkan aku.”
Sebagiannya lagi melanggar kehormatan saudaranya, dan mendzhaliminha tapi aib menyampaikan “Aku menyesalinya.”
Dan diantara kita ada yang menyakiti saudara dan temannya dengan tangannya tapi aib menyampaikan “Aku menyesalinya.”
Meminta maaf merupakan tradisi orang yang mulia, meski sebagian menganggapnya menghinakan diri.
Semoga Allah memaafkan kita semua. Dan kami meminta maaf kepada semua yang pernah tersakiti dengan perkatan ataupun perbuatan kami.
“Tak ada kebaikan pada diri kita bila kita meninggal dalam keadaan belum saling memaafkan.”
Keyword:
Pahala-online Kumpulan doa dari ayat al qur'an dan hadits , nasihat - nasihat ulama. blog Pahala-online berisi kumpulan doa doa islami, dimana doa ini mungkin bermanfaat bagi pembaca nya. amin. Pahala-online Kumpulan Bacaan Doa Islami Sehari-hari Lengkap Beserta Latin dan Artinya kumpulan bacaan doa Islami sehari-hari, Doa setelah sholat, Niat sholat dan doa-doa lainnya Lengkap Arab Latin dan Artinya.