Kharateristik Ruhani Rasulullah SAW

 Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.



Disamping keutamaan kharakteristik fisik (jasmani), Nabi Muhammad SAW juga memiliki begitu banyak keutamaan karakteristik rohani atau kualitas pribadi yang mulia. Diantaranya adalah sabar, rahmah, pengertian, penyayang, penuh perhatian, rendah hati dan sederhana, baik sederhana dalam berpakaian, sederhana dalam gaya hidup dan lain-lainnya. Keserderhanaan Nabi SAW banyak kita temukan dalam berbagai riwayat, salah satunya adalah kisah Umar bin Khathab RA menangis melihat keserderhanaan beliau. Suatu ketika ditahun 7-8 Hijriah dimana Islam sudah diterima oleh sebagian besar bangsa Arab, Nabi SAW sudah merupakan pemimpin bangsa Arab di Madinah dan, kehidupan sudah mulai membaik. Umar RA mengunjungi Rasulullah SAW di tempat peristirahatan yang khusus dibuatkan buat Beliau sendiri untuk beristirahat, ruangan atau pondok sederhana dan berukuran kecil.  Umar RA datang menemui Rasulullah SAW ketika itu Beliau sedang berbaring di atas tikar yang terbuat dari anyaman pelepah daun kurma dan alas kepala (bantal) terbuat dari kulit yang diisi dengan rerumputan kering. Umar RA mendapati Beliau hanya mengenakan selembar kain dan tidak ada kain lain selain yang dipakainya, sementara jejak tikar itu telah membekas (merah-merah) pada badan Beliau. Umar RA juga (melihat) segenggam gandum sekitar satu sha' dan daun yang dipergunakan untuk menyamak yang terletak di sudut kamar dan kulit yang tergantung. Tak terasa kedua mata Umar RA berlinang air mata. Beliau bertanya: "Apa yang membuatmu menangis wahai Ibnul Khattab?" Umar RA menjawab: "Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak meneteskan air mata, sementara jejak tikar ini membekas di badanmu, dan aku tidak melihat dalam ruanganmu kecuali apa yang aku lihat. Sedangkan raja Kisra Persia dan Kaisar Romawi dipenuhi buah-buahan dan sungai-sungai, engkau adalah Nabi Allah dan pilihan-Nya, namun ruanganmu hanya seperti ini!". Beliau menjawab: "Wahai Ibnul Khattab, tidakkah kamu ridha kita mendapatkan akhirat dan mereka mendapatkan dunia?" (HR Shahih Bukhari No. 4532, Shahih Muslim No. 2704 & 2705, dan lain-lain).


Dalam riwayat yang lain, Aisha RA mengatakan bahwa alas atau tempat tidur atau kasur yang digunakan Nabi SAW (dirumah istri Beliau) adalah terbuat dari kulit yang di-isi dengan rumput kering atau  dengan daun kering atau serabut kering pohon kurma untuk membuatnya sedikit lebih lembut dan nyaman (HR Shahih Bukhari No. 5975, Shahih Muslim No. 3882 & 3883, dan lain-lain). Setelah itu diceritakan dalam siirah Nabi SAW bahwa salah seorang dari istri beliau menambahkan atau memperbanyak atau menebalkan kasur tersebut  untuk membuatnya lebih nyaman sehingga Nabi SAW tertidur lebih lama dan nyenyak. Ketika Beliau terbangun dan menyadari apa yang terjadi, Beliau menyuruh untuk mengubahnya kembali karena tidak ingin kenyamanan kasur tersebut mencegah Beliau dari shalat tahajud.


Dan kadang-kadang nabi tidak akan makan daging selama 6 minggu! Dan Urwah 40 tahun ke depan meminta Aisha RA "oh ibuku bagaimana kau hidup?" Dia mengatakan "kami tinggal dengan memakan dua hal hitam – buah kurma dan air kotor". Dan subhan'Allah sepanjang hidupnya tidak ada satu hari di mana Nabi makan roti, dan bahkan tidak roti gandum atau roti keras, untuk sepenuhnya nya. Bahkan satu hari. Dan dia berkata "Aku khawatir Allah telah memungkinkan kita untuk tetap untuk waktu yang lama bahwa kita melihat semua berkat ini datang dan Nabi SAW semakin sesuatu yang lebih baik". Artinya, dia khawatir dia mendapatkan hadiah sekarang tapi menginginkannya di akhirat. Dan dalam banyak riwayat Aisyah RA juga mulai menangis ketika makanan yang baik diberikan kepadanya - memang dia tinggal 40 tahun setelah kematian Nabi SAW, ketika uang mulai mengalir. Dan meskipun dia orang yang murah hati akan masih barang hadiah dan makanan yang baik. Dan dia akan mengatakan hal yang sama bahwa Nabi SAW tidak pernah makan berkarat atau bahkan sulit roti untuk penuh.


Perhatikan bahwa sahabat hidup masa sulit di Madinah. Sebelum uang masuk dan Islam berkuasa, selama berbulan-bulan mereka hidup sangat sulit. Dan kita tahu cerita dimana satu waktu Umar RA sedang berjalan di jalan-jalan dan melihat Nabi SAW duduk. Dan ini pada siang hari - waktu ketika tidak ada berjalan di jalan sebagai yang terlalu panas. Dan ia berkata kepada Nabi SAW "apa yang kamu lakukan?". Dan nabi SAW tahu Umar RA adalah luar untuk satu alasan - dan bahwa dia tidak memiliki makanan di rumah sehingga ia mengatakan "alasan yang sama Anda berada di luar". Bahwa ia tidak memiliki makanan di rumah. Dan saat ia duduk Abu Bukr RA juga berjalan di jalan-jalan untuk alasan yang sama. Sekarang mereka bertiga sedang duduk semua lapar dan berbicara. Satu sahaba melihat mereka dan meminta mereka apa yang mereka lakukan di sana. Dan Umar RA menjelaskan mereka sedang duduk di luar dari kelaparan. Jadi Sahabat ini memberitahu mereka datang ke rumah saya dan saya akan memberikan makanan. Dia memiliki seekor kambing dan memberitahu istrinya, "Demi Allah kita harus mengorbankan kambing ini, dan menyiapkan bertemu dan roti". Jadi mereka bertiga makan daging dan roti tapi setelah mereka selesai, ia mengingatkan Abu Bakar dan Umar RA, bahwa mereka merasa ada rumah lapar dan Allah memberi mereka makanan ini - "summa laa tus Aluna yau maizin Anin Na'im" - Anda akan ditanya tentang berkah ini Allah kepadamu. Subhan'Allah. Mengambil pelajaran dari ini.


Dan untuk kerendahan hatinya, Nabi SAW sering naik keledai, meskipun ia memiliki unta tapi nabi tidak punya masalah naik keledai. Dan selama pertempuran badr, nabi harus mendistribusikan unta antara orang-orang. Ada ~ 315 orang dan ~ 75 unta. Jadi kira-kira 3/4 per unta. Dan nabi bersama dengan dua orang lainnya, Ali dan Abu lababa. Tentu saja menempatkan diri pada posisi mereka. Anda akan mengatakan kepada nabi SAW bawa! Dan mereka berkata kepadanya "kita adalah orang-orang muda di 30-an kita, kita bisa berjalan dan Anda mengambil unta". Nabi bisa dan seharusnya mengatakan ok baik. Dan memang pemimpin dan komandan LAYAK unta - dia layak perlindungan ekstra, lupakan Islam. Komandan adalah seseorang yang tidak diperlakukan sebagai soilder atau swasta. Tapi dia tidak ingin mereka merasa seperti sedang melakukan mereka kebaikan dengan mengambil itu. Jadi nabi tersenyum dan berkata "tidak adalah dua dari Anda setiap kuat dari saya, dan juga saya saya di setiap kebutuhan yang lebih rendah dari upah Allah terbuka dan dari Anda, jadi kami akan berbagi". SubhanAllah. Meskipun itu tidak perlu sama sekali.


Anas bin Malik yang hidup sampai 110 + pada saat tingkat kematian rata-rata adalah 30 atau 28. Dan tentu saja ini adalah dari doa nabi dibuat. Memang ibu anas memberi anas untuk nabi dalam perbudakan semua dengan harapan nabi akan membuat doa untuk anaknya. Dan ia melakukannya, mengatakan semoga Allah membuat hidupnya penuh baraqah, dan lain-lain panjang proginy nya Dikatakan anas memiliki begitu banyak kekayaan, dan bahwa bisnis apa pun yang dia lakukan sangat frutiful. Dia memiliki cucu yang besar besar yang begitu banyak dia bisa menghitung mereka - semua karena nabi doa. Dan memang "dalam 10 tahun saya adalah seorang hamba kepada nabi, tidak pernah saya mendengar" oof "" dan oof adalah bentuk terendah kemarahan. Dan "tidak pernah melakukan nabi melihat mengapa / didnt Anda melakukan ini?". Ini adalah kesempurnaan perilaku nabi.



Dan keberaniannya: Ali bin Abi Thalib RA mengatakan "ketika pertempuran semakin menjadi berkecamuk, kami mencari perlindungan di sekitar Nabi SAW". Dan Anas bin Malik berkata "sekali di Madinah pada orang-orang dari malam mereka mendengar keributan keras sehingga mereka keluar sangat takut berjalan lambat. Dan mereka menemukan nabi sudah keluar di arah dan ia menemukan rumah Abu Thalhah dan ia naik kuda kembali tanpa pelana "ini menunjukkan kejantanan dan ia berlari kembali mengatakan" Anda tidak perlu takut saya telah memeriksa itu ". Dia adalah orang pertama habis untuk kuda tanpa pelana. 


Tentang Kemurahan hati atau kedermawanan Rasulullah SAW: Nabi SAW menerima hadiah berupa burdah dari seorang wanita karena Beliau SAW memang memerlukannya. Kemudian Beliau menemui kami dengan mengenakan kain burdah tersebut. Kemudian ada seseorang dari suatu kaum berkata: Alangkah bagusnya selimut ini, kenakanlah untukku wahai Rasulullah. Beliau menjawab: Ya. Rasulullah SAW masuk kembali ke kamar,  melipatnya dan memberikannya pada orang tersebut. Para sahabat berkata pada orang itu: Demi Allah, kau berlaku kurang ajar. Rasulullah SAW diberi selimut itu saat Beliau memerlukannya, malahan kau memintanya, padahal kau tahu Beliau SAW tidak pernah menolak seorang meminta apapun. Orang itu berkata: Demi Allah, aku tidak memintanya untuk memakainya tapi aku memintanya untuk aku jadikan sebagai kain kafanku pada saat aku meninggal

(HR Shahih Bukhari No. 1198, 1901 & 5323).


Nabi SAW diberkati dengan rasa humor - dan ini menunjukkan kemanusiaan Beliau. Para sahabat mengetahuinya dengan jelas baik pada saat marah meskipun pada saat senang Rasullulah SAW sering bercanda dengan para sahabat. Tapi Nabi SAW tidak mengatakan kecuali yang benar meskipun beliau dalam kondisi tersebut (HR Musnad Ahmad No. 1913, 6724 dan lain lain). Dan ada begitu banyak contoh dari lelucon atau humor Rasulullah SAW. Semua lelucon murni bersih dan jujur. Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah (Abu Bakr) bin Abu Syaibah RA dari Aisyah RA berikut merupakan salah satu contoh lelucon Rasulullah SAW, yaitu cerita seorang wanita/nenek tua datang kepada Nabi SAW dan minta dido'akan kepada Allah SWT agar dia bisa masuk surga atau jannah. Nabi SAW menatapnya dan berkata "wahai bibiku, belum tahukah bibi bahwa wanita tua tidak bisa masuk jannah".  Nenek itu merasa sedih sekali mendengar perkataan Rasulullah SAW tadi, dia mulai meratap dan menangis. Kemudian Rasulullah SAW menyuruhnya jangan bersedih dan menangis, Beliau SAW berkata "Sesungguhnya memang begitu. Sesungguhnya apabila Allah telah memasukkan nenek-nenek ke dalam Surga, maka mereka diubah-Nya menjadi gadis kembali." Artinya, nenek-nenek tua akan menjadi muda dan cantik ketika memasuki jannah. Firman Allah dalam surat Al A'raf akhir ayat 29 "...  Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)."


Rasulullah SAW di akhir hayat Beliau masih sempat bercanda dengan Aisyah RA. Suatu hari sepulang dari memakamkan jenazah di Baqi', Nabi SAW mendapati Aisyah RA sedang sakit kepala dan mengguman; 'Aduh kepalaku', Beliau berkata: 'Aduh kepalaku juga, wahai Aisyah apa yang membuat kamu susah jika kamu wafat sebelum saya? Sungguh niscaya saya akan memandikanmu dan mengkafani kamu serta akan memakamkanmu'. Lalu Aisyah RA berkata; 'Sepertinya itu yang baginda harapkan, demi Allah SWT jika baginda melakukan hal itu niscaya baginda akan pulang ke rumahku. Lalu baginda menggauli/menggilir istri-isteri baginda di sana'. SubhanAllah  Beliau SAW bercanda di tempat tidur saat kematiannya dan dari lelucon ini ulama fiqh memgambil dalil bahwa suami boleh memandikan jenazah istrinya dan sebaliknya (HR Ibnu Majah No. 1454, Musnad Ahmad No. 24720, dan lain-lain).


Seorang sahabat bernama Zahir RA, ia menghadiahi Nabi SAW sebuah hadiah dari desa. Nabi SAW sering berbekal dengannya jika mengadakan sebuah perjalanan. Sering-sering Nabi SAW mengatakan: Zahir orang desa sedangkan kita orang kota. Nabi SAW sangat mencintai Zahir, sekalipun buruk wajahnya. Suatu hari ketika dia sedang berjualan, Nabi SAW mendatanginya seraya mendekapnya dari belakang tanpa sepengetahuannya. Zahir berteriak, tolong beritahu saya siapa ini?, lalu ia menoleh dan melihatnya, ternyata Beliau adalah baginda Rasulullah SAW, maka ia tidak melepas punggungnya yang melekat dengan dada Nabi SAW. Begitu Zahir tahu si pendekapnya, Nabi SAW mengatakan, Siapa yang hendak membeli budak?, maka Zahir berkata, wahai Rasulullah SAW, demi Allah kalau begitu Tuan mendapati saya seperti orang murahan (rendah). Nabi SAW lantas berujar, Akan tetapi disisi Allah kamu bukanlah orang yang murah, atau beliau Rasulullah SAW bersabda, Akan tetapi di sisi Allah kamu sangatlah mahal (HR Musnad Ahmad No. 12137).


Nabi SAW sangat mencintai atau mengasihi ummat Beliau sendiri, bahkan Allah SWT berfirman di dalam surat At Taubah ayat 128: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."


Nabi Nuh AS setelah melakukan dakwah selama 950 tahun (QS 29:14), ia berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi (QS 71:26) dan hanya keluarga Nuh AS dan orang-orang yang beriman yang selamat.  Nabi Ibrahim AS berdoa (QS 2:129) "Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka" dan karena inilah mengapa Nabi SAW mengatakan (HR Musnad Ahmad 16525, 16537 & 21231) "Aku adalah do'a bapakku Ibrahim (AS)". Nabi Musa AS  berdoa (QS 10:88) terhadap Fir'aun karena dia seorang pembunuh massal, mengaku sebagai tuhan dll. "Kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih" dan memang inilah yang terjadi. Nabi Sulaiman AS berdoa (QS 38:35) "Anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku" sehingga Allah SWT memberinya kekuatan yang tiada bandingan. Sulaiman AS menguasai angin sehingga dia duduk di atas karpet dan dibawa angin mengelilingi dunia dan membawanya kembali dalam satu malam. Dan ia memiliki kontrol atas setan dan jin untuk membangun, menyelam dan membawa mutiara dari dasar lautan. Dan ia bisa berbicara dengan hewan dan bahkan semut! Jadi semua binatang menjadi pembantunya. Ini adalah doa dari Nabi Sulaiman AS.


Nabi kita, Muhammad SAW memiliki satu doa yang paling besar. Ya, hanya satu doa dan yang terbesar sampai yaumil kiamat nanti. Beliau SAW mengatakan bahwa setiap Nabi diberikan satu kesempatan untuk berdo'a yang mustajab. Para Nabi dan Rasul yang terdahulu telah menggunakannya, kecuali aku menggunakan di yaumil kiamat nanti yaitu berupa syafa'at untuk ummatku (HR Shahih Bukhari No. 5829, Shahih Muslim No. 293 dll). Syafa'at (شفع) berarti memberi pertolongan. Nabi Muhammad SAW di-ijinkan memberikan pertolongan kepada ummat Islam di yaumil kiamat nanti: "wa u'thiitu asy-asyafaa'ah = aku diberikan (hak) syafa'at" (HR Shahih Bukhari No. 323, Shahih Muslim No. 810, dan lain-lain).   


Anas bin Malik meriwayatkan: seorang pria datang ke Nabi SAW dan berkata "kapan hari kiamat?". Dan Nabi SAW tentu tidak tahu, tapi bertanya "apa yang telah Anda siap untuk itu ketika datang?" dan begitu, orang itu terdiam beberapa saat. Dan dia berkata "Aku benar-benar tidak memiliki itu shalat banyak, puasa atau sedekah tapi aku punya cinta yang tulus untuk Allah dan Rasul-Nya". Dan Nabi SAW mengatakan bahwa "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Anas RA berkata bahwa kami belum pernah bergembira atas sesuatu seperti gembiranya kami dengan sabda Nabi SAW tersebut bahwa kamu akan bersama orang yang kamu cintai. Karena kita mencintai Nabi SAW dan ingin bersamanya, tapi kami pikir tingkat kami akan sangat berbeda - tetapi hadits ini (HR Shahih Bukhari No. 3412, Shahih Muslim No. 4774, dan lain-lain) membuat kami sangat bahagia. Dan jadi mari kita memiliki cinta sejati untuknya. Dan marilah kita mempelajari hidupnya sehingga kita bisa mengikutinya.


Cukup sekian semoga bermamfaat. Kalau ada yang salah, itu semua berasal dari saya yang tidak luput dari salah. Semua kebenaran hanya milik Allah semata.


Wallahu a'lamu bishshawab.

Lebih baru Lebih lama